Tokoh dan Filosofis Wayang

Pengertian Wayang secara filosofis: Wayang merupakan bayangan, gambaran atau lukisan mengenai kehidupan alam semesta. Didalam wayang digambarkan bukan hanya mengenai manusia, namun kehidupan manusia, namun kaitannya dengan manusia lain, alam dan Tuhan. Alam semesta merupakansatu kesatuan yang serasi, tidak lepas satu dengan yang lain dan senantiasa berhubungan. Unsur yang satu dengan yang lain didalam alam semesta berusaha keras ke arah keseimbangan. Kalau salah satu goncangan maka goncanglah keseluruhan alam sebagai suatu keutuhan (sistemkesejagadan).

MENGAYOMI SEPERTI SEMAR

Semar dalam pewayangan menjadi rujukan para kesatria untuk meminta nasihat dan menjadi tokoh yang dihormati. Namun karakter tetap rendah hati, tidak sombong, jujur, dan tetap mengasihi sesame dapat menjadi contoh karakter yang baik. Penuh kelebihan tetapi tidak lupa diri karena kelebihan yang dimiliki.

Tokoh semar mengingatkan bahwa ketika kita mengalami kesedihan kita akan terus bersedih secara mendalam, maka kita tidak akan pernah berpikiran bahwa kesedihan akan berakhir, tidak ada usaha untuk mengatasi kesedihan, sehingga akhirnya terlambat untuk menyadari bahwa kita sudah terlalu lama menangisi kesedihan tanpa melakukan apa-apa. Saat mengalami kebahagiaan, kita sangat bahagia sehingga tidak waspada atau lupa bahwa suatu saat kita akan mengalami kesusahan, dan kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kesesuahan sehingga saat mengalami kesusahan kita merasa bahwa menjadi orang paling susah, dan mengalami nasib buruk.

Semar juga merupakan lambang dari penjaga kedamaian dan keadilan kehidupan manusia di dunia. Domisilinya di Karang Kadempel, Karang berarti gersang dan Dempel yang berarti keteguhan hati dan jiwa menggambarkan betapa Semar memang sarat dengan nilai-nilai luhur yang seharusnya menjadi karakter manusia pada umumnya juga. Mempunyai wawasan yang luas, bijaksana dalam mengasuh para ksatria dan sabar.

PENGORBANAN SEPERTI GATOT KACA

Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi". gatot kaca adalah anak bima.jika gatot kaca tidak dikorbankan mungkin bisa saja sri kresna atau anggota pandawa lainnya yang jadi korban, karena senjata adipati karna itu hanya bisa digunakan sekali saja. Menyadari ajalnya sudah dekat, Gatotkaca masih sempat berpikir bagaimana caranya untuk membunuh prajurit Kurawa dalam jumlah besar. Maka Gatotkaca pun memperbesar ukuran tubuhnya sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa ribuan prajurit Korawa. Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca.
"Loyalitas akan memimpin keberanian. Keberanian akan mengarahkan semangat pengorbanan diri. Semangat pengorbanan diri menciptakan kepercayaan dan keyakinan dalam kekuatan manusia yang sebenarnya"

BELAJAR KELEMBUTAN SEPERTI ARJUNA

Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. kata Arjuna bisa berarti "jujur di dalam wajah dan pikiran".
Ia murid kesayangan kreshna sampai2 sri kreshna mengemudikan keretanya saat perang mahabarata, agar arjuna leluasa menembakkan panahnya.Arjuna merupakan kesatria pertapa yang paling teguh. Pertapaannya sangat khusyuk. Ketika ia mengheningkan cipta, menyatukan dan memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan dan godaan duniawi tak akan bisa menggoyahkan hati dan pikirannya. Arjuna bertarung dengan para kesatria hebat dari pihak Korawa, dan tidak jarang ia membunuh mereka, termasuk panglima besar pihak Korawa yaitu Bisma.

"Kadang kala, hati dapat melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh mata, masih beruntung orang2 yang selalu menggunakan hatinya untuk melihat tampakan nurani, mendengar suara nya, dan melaksanakan kesenangan hatinya, yaitu mendekatkan diri dengan tuhannya"

MENJADI SATRIA SEJATI SEPERTI BISHMA

Dalam perang mahabarata Bishma Berjanji!! "ketahuilah pantanganku ini, bahwa aku tidak akan menyerang seseorang yang telah membuang senjata, juga yang terjatuh dari keretanya. Aku juga tidak akan menyerang mereka yang senjatanya terlepas dari tangan, tidak akan menyerang orang yang bendera lambang kebesarannya hancur, orang yang melarikan diri, orang dalam keadaan ketakutan, orang yang takluk dan mengatakan bahwa ia menyerah, dan aku pun tidak akan menyerang seorang wanita, juga seseorang yang namanya seperti wanita, orang yang lemah dan tak mampu menjaga diri, orang yang hanya memiliki seorang anak lelaki, atau pun orang yang sedang mabuk. Dengan itu semua aku enggan bertarung"

Tokoh tua ini terbaring di atas ratusan panah yang menembus tubuhnya, yang ditembakkan oleh arjuna.
"dalam setiap pertarungan apapun, bersaing dimanapun, di kantor, sekolah, di lingkunagn kita tinggal, kita sudah harus terbiasa, mendoakan, siapapun lawan kita, agar selalu seimbang dan sama kuat dengan kita, agar memang yang terbaik dan yang pantas yang benar benar mendapatkan kemenangan"

BELAJAR BIJAKSANA DARI "KRISHNA"

Dalam pewayangan Jawa, Prabu Kresna merupakan Raja Dwarawati, kerajaan para keturunan Yadu (Yadawa) dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna adalah anak Basudewa, Raja Mandura. Pada perang Bharatayuddha, beliau adalah sais atau kusir Arjuna. "Kadang kita mengidentitaskan diri kita dengan badan, kadang dengan pikiran, kadang dengan emosi. Kadang kita terlibat dengan benda-benda duniawi yang tidak permanen. Kadang kita bersuka ria, kadang tenggelam dalam duka yang tak terhingga. Kita melupakan identitas diri kita yang sebenarnya. Kita lupa akan yang sejati, yang tak pernah musnah, yang akan selalu kekal dan abadi."


CINTA KASIH DARI SRI RAMA

Di dunia pewayangan, nama Rama dan Sinta sudah jadi legenda. Cinta Rama kepada Sinta sedemikian besarnya, sehingga dia rela menempuh segala mara bahaya untuk merebut kembali cintanya.

Dan Sinta pun rela berkorban untuk membuktikan kesucian cintanya kepada Rama. Sehinga kisah cinta Rama dan Sinta menjadi legenda sepanjang masa.




KUAT DAN PENUH LOYALITAS SEPERTI BIMA

Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Dia dulu pernah berjanji " saya tidak akan mengenakan baju, sebelum saudara2 saya mengenakan baju pula". selain sangat kuat bima sangat religius, dan sangat patriotis. 

"Lebih banyak orang yang meminta kepada Tuhan agar diringankan bebannya, daripada yang meminta agar diberikan tulang punggung yang lebih kuat." 


KESABARAN DARI YUDHISTIRA

Orangnya pendiam tidak banyak bicara. Kalaupun berbicara tidak banyak direkayasa supaya menarik perhatian orang. Ia sabar, jujur dan adil serta pasrah dalam menghadapi cobaan hidup. Dialah yudhistira.
Karena jujur dan sabar harus disertai keceriaan, maka ia mampu memenjarakan nafsu. kesabaran tanpa keceriaan belum dapat dikatakann sabar.

"Kesabaran akan mampu mengantarkan kita berdiri seimbang ditengah hempasan penderitaan kehidupan, mengantarkan kita sebagai sejatinya pemenang dalam pertarungan maha dasyat dengan ego dan nafsu diri, menjadi sosok yang selalu memberi damai dengan senyum yang merekah berbunga"

PUNAKAWAN
Punakawan adalah sebutan empat tokoh dalam wayang yang terdiri dari Semar, Gareng, Petrok dan Bagong. “Puna” atau “pana” dalam terminologi Jawa artinya memahami, terang, jelas, cermat, mengerti, cerdik dalam mencermati atau mengamati makna hakekat di balik kejadian atau peristiwa alam dan kejadian dalam kehidupan manusia. Sedangkan kawan berarti pamong atau teman. Jadi punakawan mempunyai makna yang menggambarkan seseorang yang menjadi teman, yang mempunyai kemampuan mencermati, menganalisa, dan mencerna segala fenomena dan kejadian alam serta peristiwa dalam kehidupan manusia. Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan juga bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan.

Petruk Kanthong Bolong. Tokoh petruk digambarkan dengan bentuk panjang yang menyimbolkan pemikiran harus panjang. 
Nama Kanthong Bolong menunjukkan kesabaran yang dalam (Achmad, 2012). Dalam menjalani hidup manusia harus berpikir panjang (tidak grusa-grusu) dan sabar. Bila tidak berpikir panjang, biasanya akan mengalami penyesalan di akhir. Konsep psikologi kognitif menjelaskan bahwa saat mengalami masalah, manusia akan membuat suatu keputusan untuk penyelesaian masalah. Saat berpikir panjang digambarkan dengan membuat berbagai alternatif penyelesaian masalah dengan perhitungan kelebihan dan kekurangannya. Dengan adanya alternatif penyelesaian masalah manusia bisa mengambil keputusan yang tepat (Yuwanto, 2012). Sabar, menggambarkan penerimaan terhadap apa yang sudah digariskan Tuhan setelah manusia berusaha, bukan hanya sekadar pasrah menerima tanpa usaha. Istilah jawa nerimo ing pandum sering diartikan bahwa pasrah menerima tanpa usaha. Arti ini keliru, nerimo ing pandum artinya menerima apapun hasil dari usaha yang telah dilakukan karena manusia hanya bisa berusaha dan berdoa tetapi Tuhan yang menentukan akhirnya.

Nala Gareng. Nala gareng merupakan tokoh punakawan yang memiliki ketidaklengkapan bagian tubuh. Nala gareng mengalami cacat kaki, cacat tangan, dan mata. 
Karakter yang disimbolkan adalah cacat kaki menggambarkan manusia harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tangan yang cacat menggambarkan manusia bisa berusaha tetapi Tuhan yang menentukan hasil akhirnya. Mata yang cacat menunjukkan manusia harus memahami realitas kehidupan (Achmad, 2012). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Nala Gareng menyimbolkan karakter hidup prihatin dalam menjalani kehidupan baik senang maupun duka, dan selalu berhati-hati dalam berperilaku.
Bagong. Bentuknya mirip semar tetapi hitam gelap sehingga disebut sebagai bayangan semar. Karakter yang disimbolkan dari bentuk bagong adalah manusia harus sederhana, sabar, dan tidak terlalu kagum pada kehidupan di dunia (Achmad, 2012). Makna mendalam dari karakter Bagong adalah tidak terlalu kagum dengan kehidupan dunia. Saat ini kehidupan manusia termasuk di Indonesia mulai bergeser dari kehidupan kolektivisme dan relationisme menjadi individualism yang sangat khas materialismenya. Kehidupan dunia dengan harta dan jabatan menjadi target utama yang harus dicapai. Karakter Bagong dapat menjadi model bahwa kehidupan dunia tidak abadi. Manusia harus selalu belajar dari bayangannya yang memiliki makna manusia harus selalu introspeksi diri dengan kekurangan atau kejelekan diri sendiri untuk memperbaiki perilaku yang lebih baik. Bukannya selalu melihat kejelekan orang lain tanpa melihat kekurangan diri sendiri sehingga diri menjadi sombong.

Lihat design wayang pada kaos dengan sablon menarik dan berseni...  klik disini

Referensi :
1. ubaya.ac.id
2. kaskus.us
3. viuzza.net

Postingan populer dari blog ini

I have a TX or a RX error code. What can I do?

Cara Reset Default Modem Huawei Model E960 Wireless Gateway

Istighfar