Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Renungan

Gambar
JELANG MALAM Mendekatlah kawan.. Aku ingin berbagi kisah.. Mungkin kau pernah mendengarnya. Karena kisah ini selalu berulang dengan aktor yang berbeda. Ini tentang seorang anak manusia yang sangat jarang atau bahkan tak pernah ke masjid. Suatu hari dia memasuki sebuah masjid, orang-orangpun mengikutinya dari belakang. Sesampainya di masjid dia mengambil posisi yang paling terdepan. Bahkan lebih terdepan dari posisi sang imam. Rupanya ia datang bukan untuk bertaubat, tapi sebagai jenazah yang terlambat mengerti arti hidup yang sesungguhnya. Semoga kita bukan aktor selanjutnya dari kisah itu. Selagi ada waktu sambutlah hidayah itu.. Lakukanlah yang terbaik, sembari berharap agar semua berakhir indah. Bergegaslah.. Karena ajal tak menunggu taubatmu. _______________ Madinah 11/04/1436 H ACT El Gharantaly Sumber : Muslim Merapi

Do'a Ilmu yang Bermanfaat

Gambar
Ilustrasi. (Foto: inet)   اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 925, Al-Ismaa’iliy dalam Mu’jamusy-Syuyuukh hal. 624-625 no. 255, dan yang lainnya; shahih].

Doa Abu Nawas

Gambar
Nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami (Hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M)) Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya, Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil? Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil, jawab Abu Nawas. Mengapa? kata orang pertama. Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan, kata Abu Nawas. Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu. Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil? Orang yang tidak mengerjakan keduanya. jawab Abu Nawas. Mengapa? kata orang kedua. Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan, kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas. Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yan

Istighfar

Gambar
  Aku Mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity pernah mengatakan: Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan. Bila ia lemah, maka akan dikuatkan Bila ia sakit, maka akan disembuhkan Bila ia diuji, maka akan diangkat ujian itu darinya. Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan. Sepeninggal Rasulullah, Istigfar merupakan satu-satunya benteng aman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah) ”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33). Ibnu katsir -rahimahullah - berkata : Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istigfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya. Maka apa lagi yang kau tunggu...? (Perbanyaklah istigfar....) Ibnul Qay