KETIKA PELANGI TAK LAGI MERAH, KUNING, HIJAU......


haaaiiiiiiiiiiiii....datang lagi,,,,,hadir lagiiiiiiiiiiiii....dah lama banget gak nulis blog.......lagi males...lagi gak ada ide.....lagi gak mood......lagi enggak semua pokoknya......yaa aku yang sedang terpuruk dan terhimpit disini...hmmm lebaaayyyy....tapi itulah kenyataanya....begitu banyak hal dan masalah yang harus kuhadapi dan kuselesaikan...kalau dulu aku hanya memikirkan diriku sendiri... sekarang ada suami, ada keluarga yang kesemuanya menuntut kesabaran, pengertian, kedewasaan dan kehati-hatian dalam menyelesaikan masalahnya masing2...masih teringat dengan jelas dalam benakku masa awal2 aku dan suamiku berkenalan lalu pacaran..itu semua adalah kenangan yg sangat indah hingga saat ini......walaupun dalam perjalanan masa pacaran tak selamanya indah , berat, sedih, kecewa dan hujan airmata (huwaaaa lebaaaayyy lagi)  tapi mungkin itulah yang akhirnya mengokohkan dan semakin menguatkan cinta kami berdua, dan meyakinkan kami berdua untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan......haahh inilah mungkin episode terbaik dalam hidupku....mulai dari memohon restu dan ridho ibuku yang begitu sulit, hingga alhamdulillah beliaupun merestui....walaupun mungkin belum sepenuhnya ikhlas melepasku...heheh maklum anak perempuan satu2nya yang paling cantik gitu lho......hehehhe ...and then its the true life.....ya rumah tangga adalah:

bagaikan sebuah perahu di dayung berdua menuju lautan luas untuk menyeberang. Ketika dari pantai baru berlayar, terasa ada angin sepoi-sepoi menyapu rambut, wajah dan tubuh. Begitu menyejukkan, damai, membangkitkan gairah bahagia di hati.

Namun, makin ke tengah laut, angin yang lembut berubah tiba-tiba jadi kasar, keras, di tambah badai dan topan yang menimbulkan gelombang menakutkan. HIngga membuat perahu yang kokoh, menjadi oleng dan terombang-ambing, menakutkan. Kami berdua berupaya agar perahu ini tidak tenggelam oleh badai, topan dan gelombang........

ya banyak hal ternyata yang harus dipikirkan dan diselesaikan.....berat....iya...emosi sudah pasti.....bingung tak tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan semuanya....mencoba untuk terus lebih sabar, arif dan bijaksana.....saling mengingatkan, saling menguatkan, saling menghibur......banyak orang disekeliling kasih nasehat, masukan dan semangat....ya tapi semua kembali pada kami yang menjalani biduk rumah tangga kami.....aku pun tetap berpegang teguh pada apa yang kuyakini......dalam kebimbangan, dan kegalauan...( ciiieee kayak anak ABG aje galau )....aku kembalikan semua pada Alloh Sang Maha Besar....ku ikhlaskan dan kusabarkan hatiku menjalani ini semua......karena tidak ada daya upaya selain dari Allo swt.....biduk rumah tangga ini adalah amalan ibadahku, ladang jihad ku.....aku pun menshare beberapa tulisan dibawah ini dari para ahli yang lebih berilmu dan banyak pengalaman tentang rumah tangga ...selain ilmu dan nasehat untuk diriku sendiri agar lebih banyak masukan agar akupun tahu apa yang harus kulakukan sehingga aku lebih sabar, lebih tegar, dan lebih tabah...walaupun tidak seluruhnya.

Tulisan ini, konsep awalnya ditulis oleh KH. Muhadi Zainuddin, Lc., M.Ag, kemudian ditambah dan diperluas oleh Hujair AH. Sanaky.
Sumber: www.sanaky.com
Shared By Catatan Catatan Islami Pages


7 Mutiara Menuju Kebahagiaan Rumah Tangga(Nasehat Perkawinan)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [QS. Ar-Rum ayat 21]

Hadis Nabi saw :


فال رسول الله صلى عليه وسلم : النكاح سنتى فمن رغب عن سنتي فليس منى

Pernikahan adalah perbuatan yang selalu diinginkan dan didambakan oleh setiap manusia yang hidup. Pernikahan itu adalah sunnah Nabi [النكاح سنتى], maka barang siapa yang tidak melaksanakan nikah, kata Nabi saw bukan golongannya [فمن رغب عن سنتئ فليس منى]. Pernikahan harus didasarkan pada agama, ibadah, dan menjalankan sunnah Nabi saw, dan bukan didasarkan pada nafsu belaka atau didasarkan tujuan lain yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.


Pernikahan harus atas dasar suka sama suka, saling cinta, bukan dasar paksaan, dan bersandar pada ibadah kepada Allah. Sebab, dalam menjalani kehidupan bahtera rumah tangga, bagaikan orang mengarungi samudra luas dan penuh dengan gelombang, pada siang, malam, panas dan hujan bahkan badai dan genlombang harus dilalui. Mungkin saja, cuaca tidak bersahabat yang tidak pernah kita prediksi yang dapat saja datang secara tiba-tiba.Kita harus selalu siap untuk menghadapi dan selalu mengantisipasi setiap perubahan. Maka, apabila seseorang dalan menjalankan rumah tangga tidak memiliki dasar, pedoman, mesti akan terombang-ambing dalam perjalanan rumah tangganya.

Dalam berumah tangga, kita akan melalui perjalanan panjang dan sangat melelahkan dengan tujuan untuk mecapai “pantai kebahagiaan” yang sakinah dan diridhoi Allah..
Untuk mencapai “pantai kebahagian” tersebut, tentu saja kita harus:
[1] mempersiapkan diri dan mental, baik suami maupun istri,
[2] mempersiapkan berbagai keperluan dan bekal agar perjalanan kita terasa aman, nyaman, dan lancer, sebab apabila datang badai dan gelombang, kita akan siap menghadapinya dengan sikap tenang, tidak grogi, tidak takut dan tidak gentar sekalipun dahsatnya badai dan gelombang tersebut, sebab kita memiliki dasar [agama] dan pedoman [al-Qur’an dan Hadis]. 

Untuk mengarungi perjalanan [rumah tangga] itu dengan baik dan lancar, kita perlu mempersiapkan :

Pertama, kapal [rumah tangga] yang kokoh agar tidak macet dalam perjalanan.
Kedua, mesin yang betul-betul baik.
Ketiga, bahan bakar yang cukup dan memadai.
Keempat, membawa peta dan kompas sebagai pedoman perjalanan agar tidak sesat dalam perjalanan.
Kelima, membawa peralatan yang memadai untuk mengantipasi macet.
Keenam, nahkoda yang pandai, lihai, dan memiliki strategi untuk mengemudi kapal.
Ketujuh, membawa bekal yang cukup dalam perjalanan.


Pertama :
Rumah Tangga [الاسرة ], bagaikan kapal [bahtera] yang kokoh. Rumah tangga, harus dibangun atas dasar taqwa, cinta, suka sama suka dan didukung dengan kedua belah pihak keluarga yang merestui serta mengharapkan ridho Ilahi. Selain itu, harus mempunyai niat dan kebulatan tekad untuk berumah tangga atas dasar lillahita’ala, dengan ibadah [salat] – Insya Allah, rumah tangga akan kokoh. Berumah tangga itu sendiri juga sebagai perilaku ibadah kepada Allah dan menjalankan sunnah Nabi saw [النكاح سنتى ].


Kedua :
Hati [ القلب], sebagai mesin yang bagus. Artinya, suami istri harus punya tujuan yang sama. Berumah tangga bukan untuk hanya sekedar melepas nafsu birahi, melainkan harus memiliki tujuan untuk mencetak generasi-generasi bangsa yang baik, kuat dan tanggung serta bertaqwa kepada Allah swt. Tanpa punya perasaan sehati, mungkin saja tujuan tidak akan tercapai. Maka dengan dasar ini, suami istri harus tahun kepribadian masing-masing dan inilah yang dinamakan ta’aruf [تعارف ].


Ketiga :
Akhlak [الاخلاق], sebaga bahan bakar. Dalam berumah tangga, apabila hanya berbekal atau memiliki cinta dan perasaan saja, tanpa dibekali dan atau dibarengi dengan akhlak mulia, jangan berandai-andai untuk dapat menguasai medan perjuangan yang berat itu. Akhlak adalah pondasi utama dalam beragama, kata Abul Atahiyah : ليست الدنيا الا بدين وليس الدين الابمكارم الاخلاق , artinya ”tidaklah dikatakan dunia kecuali dengan agama dan tidaklah dikatakan agama kecuali dengan akhlak mulia”. Maka, kita harus membangun rumah tangga dengan akhlak yang muliah. Akhlak sebagi pondasi utama untuk membangun rumah tangga. Prinsip akhlak disini adalah saling menghargai, menghormati, menyayangi, penuh dengan senyum. Sifat ini dinamakan tabassum [التبسم] dan sifat ini sangat dianjurkan Rasulullah saw.


Keempat :

القران الكريم والحديث sebagai peta dan kompas. Sebagai pedoman agar tidak tersesat dalam perjalanan dan ketika menemukan kesulitan, keresahaan, bacalah al-Qur’an dan kemudian kembalikan atau pasrah kepada Allah. Suami dan istri harus saling mengingatkan dan ta’awun atau kerjasama dalam menghadapi kesulitan hidup. Semua persoalan harus diselesaikan berdua dan selalu pasrah kepada Allah. Kata Baihaki, ان ذ كرالله شفاء , ingat pada Allah sebagai obat, dan وان ذكرالناس داء ingat pada manusia penyakit. [البيهقي ].



Kelima :
Nasehat [النصيحة], sebagai peralatan yang dibawa dalam perjlanan. Agama adalah nasehat [الدين النصيحة], maka kembali kepada ajaran agama Islam dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga mudah terselesaikan. Maka dalam kehidupan rumah tangga, sepenuh apapun perasaan cinta suami pada istri atau sebaliknya, kesalah fahaman dan perselisihan [baik kecil maupun besar] mesti ada. Suami dan istri harus saling mengingatkan, saling menasihati dengan sabar antara keduanya untuk mencapai kebaikan وتواصو بالحق وتواصو بالصبر ( dan bernasehatlah dalam kebaikan dan kesabaran ) atau mungkin kita butuh nasehat-nasehat orang tua, ustadz, tokoh masyarakat, atau orang yang lebih berpengalaman, sebagai obat pencerahan untuk mencapai tujuan hidup yang mungkin salah dilakukan oleh kita. Maka, setelah mendapatkan nasehat-nasehat akan tumbuh saling percaya, saling memaafkan, dan menghargai kesalah fahaman itu. Sikap ini dinamakan takarrum [التكارم] atau saling menghargai.


Keenam :
Suami [الزوج ], sebagai nahkoda yang lihai. Suami harus pandai memainkan peranan, dapat menjadi panutan, cerdas melihat situasi, agar penumpang atau orang yang bersamanya merasa aman, tenang dan nyaman. Seorang suami harus memiliki ikhtiar dalam menjalankan perannya, sehingga seburuk apapun situasi dan kondisi yang dihadapinya, harus tenang, sabar, dan berserah diri pada Allah [يبتغون فضلا من الله ورضوانا ], “mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya”. Maka perumpamaan seorang suami, seperti seorang nahkoda yang menghadapi cuaca yang buruk. Dia harus tetap tenang untuk mencapai tujuan, maka secara perlahan-lahan tapi pasti dia akan lalui badai tersebut dan seluruh penumpang pasti akan menghormati dan menghargainya. Penghargaan itu akan datang dengan sendirinya, mungkin saja berupa ucapan terima kasih, mungkin ciuman, pelukan, bahkan dengan kepasrahan diri penumpang dan penumpang tersebut tiada lain adalah istri. Sikap ini dinamakan tala’ub [التلاعب ].


Ketujuh :
Kepasrahan [التسليم], sebagai bekal yang cukup. Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, kita harus banyak berusaha [bekerja] dan berdo’a (وابتغ فيما اتاك الله الدار الأخرة ولا تنس نصيبك من الدونيا وأحسن كما احسن الله إليك) " . “ carilah anugrah Allah untuk kehidupan akhirat, tetapi jangan lupa nasib(bagian)mu untuk kehidupan dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik padamu”. Karena usaha atau bekerja tanpa do’a akan sia-sia, dan begitu juga sebaliknya do’a tanpa usaha atau bekerja adalah mimpi atau angan-angan belaka. Suami harus berusaha mencari nafkah untuk menghidupi istrinya. Suami dan istri harus dapat bekerja sama untuk melindungi perjalanan yang panjang, seorang suami tahu kebutuhan istri dan begitu sebaliknya istri tahu kebutuhan suami. Dengan demikian, akan terbangun sikap saling menghargai dan toleransi dalam berumah tangga. Sifat ini dinamakan tasamuh [التسامح].



Ketujuh mutiara ini, dinamakan “Resep agar tetap bahagia”, bertujuan yang jelas, pasti, dan sampai dengan selamat di atas Ridho Ilahi Robbi.

 KETIKA AKAD NIKAH Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah 
  1. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa’kan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan do’a mereka.
  2. SEJAK MALAM PERTAMA Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.
  3. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tp jg semak belukar yg penuh onak dan duri.
  4. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan
  5. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK. Cintailah isteri atau suami anda 100%
  6. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK. Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.
  7. KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK. Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri
  8. KETIKA EKONOMI MEMBAIK Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita
  9. KETIKA MENDIDIK ANAK Jangan pernah berpikir bahwa orang a akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita
  10. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.
  11. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..
  12. KETIKA ANAK BERMASALAH Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
  13. KETIKA ADA PIL. Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.
  14. KETIKA ADA WIL Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.
  15. KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.
  16. KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS Gunakanlah formula 7 K 1 Ketaqwaan 2 Kasih sayang 3 Kesetiaan 4 Komunikasi dialogis 5 Keterbukaan 6 Kejujuran 7 Kesabaran Semoga…… … — Semoga diriku & dirimu termasuk hamba yang disayang oleh-Nya.."
 Sumber : http://ninafkoe.blogspot.com/2007/07/nasehat-perkawinan.html

 Namun apabila biduk rumah tanggamu terbentur karang karang tajam,bila impian yang indah di hadapan pada kenyataan yang pahit, bila bukitharapan diguncang gempa cobaan, kuat lahberpegang pada tali Allah SWT, maka whuduk, sholatlah, bersujud, mohonpetunjuk dan perbanyak dzikir dengan menyebut “Asma Allah”. Maka akan sejuklah hatikami apabila kami berdua tetap mampu tersenyum, walaupun langit kadang kelabu. Semoga tercapailah yang kami berdua idamkan selama ini akan membawa kebahagiaan, lahir dan batin, dunia dan akhirat. Amien

Postingan populer dari blog ini

I have a TX or a RX error code. What can I do?

Cara Reset Default Modem Huawei Model E960 Wireless Gateway

Istighfar