Ngidam, Bentuk Tuntutan Perhatian pada Suami?
KOMPAS.com - Ngidam, atau menginginkan sesuatu,
adalah hal yang wajar dialami ibu hamil. Namun, benarkah ngidam ini
merupakan keinginan dari si janin dan merupakan sebuah gejala medis yang
dialami ibu hamil? Ternyata tidak. "Dalam dunia kedokteran, tidak ada
istilah ngidam. Rasa ingin makan ataupun melakukan sesuatu sebenarnya
juga tidak hanya dialami oleh ibu hamil saja," tukas dr Tri Yuniarti,
SpOG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dalam talkshow yang digelar oleh Tabloid Nakita di RS Yadika, Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (4/2/2012) lalu.
Hamil
bukan kondisi yang umumnya mudah dilalui oleh para perempuan. Dengan
kondisi hamil, perempuan bisa saja mengalami berbagai penyakit seperti
sesak nafas, sulit bergerak, mual dan muntah, anemia, malnutrisi, sampai
kaki yang membengkak. Kondisi ini tentunya membuat perempuan yang
sedang hamil muda akan merasa tidak nyaman. Karenanya, perempuan meminta
perhatian yang lebih dari suami untuk membuatnya merasa nyaman. Dengan
melibatkan suami, perempuan ingin kehamilan menjadi momen yang
menyenangkan untuk berdua, dan bukan hanya bagi perempuan itu sendiri.
Kalau ada bagian yang kurang menyenangkan dari kehamilan tersebut,
perempuan inginnya suami juga turut merasakan.
"Keadaan ini
membuat ibu hamil memiliki perasaan yang lebih sensitif, dan meminta
perhatian lebih dari suami. Hal ini berpengaruh pada psikologis si ibu
hamil, sehingga akhirnya mereka ngidam dan minta macam-macam," ujar
Yuni, sambil menambahkan, tak jarang ngidam merupakan alasan semata para
ibu hamil untuk sekadar menguji perhatian sang suami saja.
Untuk
mengatasi keinginan ngidam yang terlalu berlebihan, cobalah untuk selalu
berpikir positif dalam setiap kondisi, agar kehamilan menjadi lebih
nyaman dan menyenangkan. "Selain itu, para suami sebaiknya juga membantu
istrinya yang sedang hamil dengan sedikit dukungan dan perhatian,
sehingga istri tidak stres atau kekurangan gizi," bebernya